Pencegahan Penyimpangan Seksual Serta Solusi

 

Pencegahan Penyimpangan Seksual

Berbicara mengenai penyimpangan seksual tentu dewasa ini hal tesebut sudah sangat familiar. Beberapa di antara mereka berharap agar lingkungan dapat menerima keberadaan mereka. Agar anak bisa bertumbuh sesuai fitrahnya, kita harus mempelajari cara pencegahan penyimpangan seksual.

Pencegahan Penyimpangan Seksual Serta Solusi

Sebelum melanjutkan membaca mengenai pencegahan penyimpangan seksual, sebaiknya memahami Tahap Pendidikan Seksualitas serta mengerti akan Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas. Menjaga fitrah seksualitas anak menjadi bagian penting, semoga anak-anak kita bisa mengemban misi hidupnya tanpa melakukan hal yang menyebabkan murka Allah.

Lalu bagaimanakah respons yang seharusnya kita berikan saat mengetahui, bahwa di antara kita ada seseorang yang mengalami penyimpangan seksual?

Tentu tak mudah dalam menyikapi hal ini, polemik ini sudah menjadi dua kubu, pro dan kontra. Ada pemakluman, tetapi ada pula yang mencibir. Inilah pentingnya pendidikan seksualitas di kalangan keluarga. Agar setiap orang tua bisa memastikan buah hatinya dalam keadaan baik-baik saja.

Terlebih saat kita sudah menjadi orang tua, tentu bekal pengetahuan semacam ini perlu sekali untuk dipelajari. Memahami istilah penyimpangan seksualitas yang membuat seseorang melakukan tindakan pemuasan nafsu secara tidak benar.

Dari slide di atas kita dapat memperoleh data kasus penyimpangan seksual, yang jumlahnya mencapai ribuan, dan tersebar di seluruh Indonesia. Ada empat bentuk kasus penyimpangan seksual yang diulas di sana, yaitu homoseksual, lesbian, transgender dan pedofilia.

Pencegahan Terhadap Penyimpangan Seksual

  1. Mengenalkan Allah dan membuat anak mencintai Allah. Anak yang sedari kecil mengenal Rabb-nya, ia akan lebih mudah menerima berbagai kondisi yang mungkin saja menerpanya.
  2. Mengenalkan konsep malu pada anak, serta memberi contoh untuk menutup aurat. Dengan begini anak akan lebih mudah diarahkan untuk memahami bagian-bagian tubuh yang harus dijaga, tidak sembarangan orang boleh melihat, bahkan mnyentuh.
  3. Mengajarkan nak untuknberkata tidak jika ada seseorang yang memegang alat vitalnya.
  4. Mengusahakan anak usia 10 tahun agar pisah kamar, dan tidak tidur satu selimut.
  5. Sekolah juga membuat aturan tegas bila ada siswanya yang melakukan penyimpangan seksualitas.
  6. Masyarakat juga turut menegur dan mengawas jika di lingkungannya ada yang melakukan penyimpangan seksual.
Dari keenam poin, ada empat poin yang tidak boleh terluput dari perhatian orang tua. Sejujurnya keluarga adalah tempat yang pas untuk menumbuhkan kebiasaan baik, melindungi anak, serta memberikan contoh yang baik sesuai peran fitrah seksualitasnya adalah pekerjaan utama sebuh keluarga. Maka dari itu, pendidikan ini tidak dapat disubkontrakkan.

Kurangnya figur Ayah dan Bunda dalam kehidupan anak ternyata membawa dampak yang mengerikan di usia dewasanya. Usia yang seharusnya matang, malah membuat anak menjadi gamang dalam mnjalani takdir sesuai dengan kodratnya.

Dari persentasi yang dilakukan oleh teman-teman dari Kelompok Loro Pitu asal IP Sidoarjo Mojokerto.
Dalam pemaparannya, jika anggota keluarga kita mengalami penyimpangan seksual, seharusnya orang tua adalah orang pertama yang harus muhasabah.

Apa yang salah dari pengasuhan mereka tempo hari?

Ketika mereka menyadari, dan mampu menemukan kesalahan yang terjadi, misalkan penyebabnya adalah:

  • Lalai menjaga anak-anak hingga mereka menjadi korban pedofilia. Pada data kasus, banyak di antara korban, setelahnya mengalami penyimpangan seksual juga.
  • Terlalu menyibukkan diri dalam urusan bisnis, sehingga terlupa untuk menjalin kedekatan dengan putranya, hingga seorang anak laki-laki pada masa ia belajar menjadi lelaki kurang terdampingi.
  • Orang tua tidak piawai menjalankan peran sebagai laki-laki (ayah), pun perempuan (ibu), sehingga anak tidak mendapatkan contoh yang baik.
  • Luput dari mengawasi anak dengan siapa ia bergaul.
  • Membiarkan saja ketika anak cenderung berpenampilan tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Solusi yag Harus Dilakukan

Setelah mengetahui akar masalahnya, maka menyelesaikan suatu masalah maka akan bertemu dengan titik terang. Dulu saya merasa bahwa, mungkin saja kalau kedua orang tuaku, mau meminta maaf kepadaku, semua masalah yang kuhadapi menjadi lebih mudah kujalani. Dulu, ada hal yang mengganjal, dan sulit diurai simpulnya karena dalam hati kecil saya, ingin mereka meminta maaf. Sebab ... saya ingin mengampuni, ingin menghilangkan trauma terhadap hal-hal yang kurang menyenangkan akibat perceraian orang tua.

Dengan ini, mungkin akan lebih bijak, jika orang tua mengakui kesalahan yang sempat dilakukan dalam mendidik putra dan putrinya. Selain meminta maaf terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai langkah pertamanya.

Dari slide di atas dibagi menjadi tiga, solusi disesuaikan dengan kasus penyimpangannya. dari ketiganya terapi behavior dn juga konseling merupakn solusi yang harus terus menerus dilakukan. Ada hal lagi yang tak kalah penting yaitu, mebawa seseorang itu pada lingkungan yang baik. menjauhkannya dari lingkungan yang buruk, yang membuatnya semakin tak bisa mengenali fitrahnya.

Berbeda dengan pedofil, hukuman yang berat harus diberikan agar membuatnya jera. Pengobatan jangka panjang untuk mengubah perilaku tersebut, perlu dilakukan observasi dan antisipasi agar tidak terjadi lagi tindak kriminal.

Bagi korban pedofil, pemberian rasa aman, dan perlindungan agar kejadianitu tidak terulang kembali adalah cara yang paling tepat. "Ayah ... Bunda ... mari bersama-sama menenguhkan fitrah Ananda." Semoga kita bisa melakukan pencegahan penyimpngan seksual.
Sukma (lantanaungu.com)
Lantana Ungu adalah seorang Ibu dengan dua orang putri, menyukai dunia literasi dan berkebun. Memiliki 11 karya antologi dan sedang ikut serta dalam beberapa proyek buku antologi. Sangat tertarik dengan dunia parenting, terutama parenting Islami. Email Kerja Sama: sukmameganingrum@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar