Puasa Saat Pandemi, Alarm untuk Berbenah

 

Puasa saat pandemi

Ini bukan kali pertama kita merasakan pandemi sebagai latar dan alur kisah kita menjalani ibadah di bulan suci Ramadan. Puasa saat pandemi menurutku lebih mengokohkan iman terhadap rukun iman yang terakhir. Percaya dan yakin terhadap qadha & qadhar Allah.

Bagiku seolah panggilan Allah agar memaknai ibadah puasa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Betapa beruntungnya aku hidup di masa ini, dengan cobaan yang sama baik yang kaya atau yang miskin. Baik yang terkenal atau yang hendak terkenal sama-sama dihempas.

Puasa Saat Pandemi Tidak Seru Melainkan Tak Terlupakan

“Tidak ada suatu musibah pun yang datang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (QS aT-Thaghabun:11)

Banyak yang kehilangan dan meninggalkan orang-orang terkasih. Berita duka silih berganti, terkadang meninggalkan bekas nyeri di dada. Pandemi ini mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati, sebab ada banyak yang kemudian saling menyalahkan. Merasa diri lebih taat pada protokol kesehatan, hingga merasa orang lain bisa mencelakakan diri kita.

Allah tetap menunjukkan kuasanya saat orang yang arogan mengatakan bahwa Indonesia tak akan terkena pandemi, sebab berada di garis khatulistiwa, kemudian tak berapa lama media mengabarkan dirinya positif corona. Allah juga menunjukkan kuasanya saat manusia yang terlalu yakin bahwa protokol kesehatan satu-satunya yang ampuh. Malah mendapat giliran mendapatkan serangan tiba-tiba dari corona dan dinyatakan positif.

Percaya dan yakin bahwa kehendak-Nya benar-benar tak bisa dihindari, menjadi tematik yang harus dipelajari oleh mereka dan kita sendiri. Sikap keterlaluan terhadap mengucilkan penyitas juga menjadi pembahasan yang tak seru tetapi cukup untuk menambah wawasan. Bahwa manusia cenderung takut sakit dan mati, hingga hilang empati.

Menjalani bulan Ramadan saat pandemi adalah obat mujarab untuk meredam rasa takut dan khawatir. Rutinitas ibadah pada bulan suci ini memberikan dorongan yang bagus pada psikis kita. Bulan puasa saat pandemi membuatku lebih mendekatkan diri pada Allah, menaikkan level tilawah Al-Quran. Hal spesial seperti Allah terasa lebih dekat. Lebih rutin menemui-Nya dengan cinta yang lebih dalam.

Cara Sederhana Menikmati Takdir Baik & Buruk

Hikmah puasa saat pandemi

Setiap manusia dibekali dengan akal serta hati nurani. Tak hanya itu, manusia juga memiliki instalan nafsu. Sehingga apa yang terjadi dalam bereaksi sungguh beragam, tergantung bagian mana yang mendominasi. Pada masa ini untung dan rugi didasarkan pada materi, padahal akan menjadi baik jika kita mempertimbangkan pahala yang akan kita claim di kemudian hari.

Jika tidak piawai dalam menikmati hikmah puasa saat pandemi, tak ayal kita mengekspresikan emosi secara tidak wajar. Seperti marah berlebihan, sedih juga berlebihan, terlupa bahwa segala yang terjadi didatangkan khusus untuk menguji keimanan kita.

Lalu bagaimana cara kita berdami dengan keadaan?

1. Mengingat Allah sebagai Pemberi Cobaan

Sering kali kita terlalu merasa sempurna dalam segala hal, dan merasa orang-orang di sekitar kita memiliki andil dalam masalah kita. Memberi judging bahwa karena seseorang hidup kita berantakan, kita tidak bisa menerima, dan marah. Bisa jadi memang atas kesalahan orang tersebut hal itu terjadi. Namun, kita harus berusaha untuk meredam dan meyakini bahwa segala hal yang datang adalah kehendak-Nya. Langkah awal ini akan menuntun kita untuk mengobati diri kita, menyiapkan  strategi bertahan.

2. Menerima Ujian yang Diberikan

Jika berhasil membuat pikiran meyakini hal itu datangnya dari Allah, itu berarti kita mencoba menerima keadaan yang terjadi. Fokus kita akan menuntun pada penyelesaian persoalan bukan membalas dendam kepada orang lain. Menerima keadaan sebagai bagian rencana Allah akan membuat kita lebih bersabar.

3. Koreksi Diri

Berhenti menyalahkan orang lain, saatnya melihat kekurangan pada diri sendiri. Bagaimana Allah bisa menitipkan cobaan sebesar ini padaku? Bagaimana Allah menganggapku mampu menjalani ini? Mungkinkah ada yang kurang dariku hingga Allah menginginkan aku mencari hikmah dari cobaan ini? Terus melakukan dialog dengan diri hingga kita menemukan jawaban.

4. Memohon Ampunan

Memohon ampunan menunjukkan sikap bahwa sebagai hamba-Nya kita tak luput dari kesalahan. Minta maaf menyiratkan bahwa kita memiliki kesalahan yang harus diperbaiki.  Sikap ksatria ini akan membuat beban kita terasa enteng, karena memiliki harapan diampuni segala kesalahan. Kita menjadi lebih siap dalam mengarungi badai yang akan datang dengan memperbaiki diri.

Istimewanya Puasa Saat Pandemi

Manfaat pandemi untuk puasa

Menurutku tak selalu buruk, saat kedatangan takdir buruk. Justru kehadirannya mengajari kita banyak hal. Tentu pada masing-masing orang berbeda hikmah yang bisa dipetik. Aku merangkum beberapa hikmah yang kurasakan di bawah ini.

1. Menjadi Lebih Berempati

Kesulitan hidup saat datangnya pandemi, seolah menjadi gerinda yang berfungsi untuk menajamkan empati. Hidup bukan soal kita saja, jika kita abai bisa jadi orang lain yang menjadi korban. Saling jaga, saling rasa, saling bantu menjadi tonggak yang membuat kita survive menghadapi beberapa gelombang pandemi.

2. Mempunyai Lebih Banyak Waktu untuk Diri dan Keluarga

Hal yang paling terasa adalah tak ada lagi buka bersama. Keseruan momen ini memang banyak dirindukan. Namun, tanpa adanya acara-acara seperti itu, membuat kita memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Tanpa merasa tak enak kepada yang lain. Jujur saja, ketika Bulan Ramadan aku ingin lebih religi.

Buka bersama terasa mengurangi rasa sakralnya momen itu. Seperti yang kita tahu pada waktu berbuka adalah waktu mustajabnya doa. Kebersamaan bersama teman-teman atau kolega membuat momen tersebut terlewati. Aku lebih suka berbuka bersama di masjid sambil mendengar ceramah, seolah diantar untuk berdoa lebih khusyuk.

Memiliki momen puasa yang lebih hangat bersama keluarga. Enak banget untuk mengajari anak tentang kehendak Allah, bersama-sama keluarga mendekatkan diri kepada Allah. Sambil kita maksimalkan pengelolaan waktu saat pandemi

3. Mengingat Mati

Sebuah hal istimewa yang Allah berikan semenjak pandemi adalah rutinitas mengingat kematian. Ketika kita terus mengingat mati, akan membuat kita memilih kegiatan yang paling bermanfaat. Mengingat mati akan membuat kita lebih bersemangat beribadah serta memohon ampunan. Menunjukkan kerja keras agar layak masuk surga.

Beberapa dari kita mendapatkan syahid di masa wabah. Sedangkan kita masih diberi kesempatan untuk beramal. Ingat mati membuat kita ingin menyiapkan bekal ke surga. 

Sebenarnya masih banyak hal istimewa yang ditemukan bersamaan puasa saat pandemi. Akan tetapi ketiga hal tersebut yang lebih terasa dampaknya bagi perbaikan diri. Teman-teman tentu memiliki kesan yang tersendiri yuk ceritakan padaku di kolom komentar ya! 
Sukma (lantanaungu.com)
Lantana Ungu adalah seorang Ibu dengan dua orang putri, menyukai dunia literasi dan berkebun. Memiliki 11 karya antologi dan sedang ikut serta dalam beberapa proyek buku antologi. Sangat tertarik dengan dunia parenting, terutama parenting Islami. Email Kerja Sama: sukmameganingrum@gmail.com

Related Posts

12 komentar

  1. Keistimewaan berpuasa pada saat pandemi di atas aku setuju. Ada banyak hal yang dapat membuka empati kita. Waktu yang lebih lapang bagi diri sendiri dan keluarga. Serta pengingat kematian karena kondisi kesehatan kita dan orang2 di sekitar kita yang tidak lagi 100%.

    BalasHapus
  2. Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari istimewanya puasa termasuk yang sudah dijelaskan dalam artikel ini. Semoga kita selalu dalam lindungan allah dan selalu diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah

    BalasHapus
  3. Poin ketiga langsung nampol. Mengingat kematian. Bener lo, kak ini tuh. Sebab pandemi ini membuat saya kehilangan orang-orang tersayang dan membuat ramadhan kali ini ada beberapa perbedaan yang begitu terasa

    BalasHapus
  4. Puasa di saat pandemi sangat spesial dan sangat sulit dilupakan

    BalasHapus
  5. Benar
    Hikmahnya banyak sekali dan paling sadar dengan kematian
    Apalagi pasca Ramadan memang harus menjalankan operasi
    Ah mari kita lihat keajaiban

    BalasHapus
  6. Iya betul Mbak. Puasa saat pandemi ini jadi alarm untuk membenahi diri. Kembali ke fitrahnya kita sebagai manusia. Jadi lebih banyak introspeksi rasanya. Makasih remindernya yaa Mbak

    BalasHapus
  7. Iya ya semenjak pandemi puasa jadi lebih fokus di rumah jd banyak waktu buat ibadah

    BalasHapus
  8. memang banyak sekali ya hikmah yang kita dapat selama masa pandemi ini termasuk di bulan ramadan juga. pastinya sih kita harus selalu meyakini kalau semua yang terjadi atas kekuasaan Allah

    BalasHapus
  9. Benar.
    Terasa sekali saat pandemi apalagi pas awal-awal, terasa berangkat kerja sebagai bentuk jihad fii sabilillah.
    Padahal sebelumnya memaknai suami kerja hanyalah sebatas mencari rejeki yang halal untuk keluarga.

    Dengan adanya pandemi, kita perlahan berkomunikasi aktif kembali bersama keluarga, anak kepada orangtua, begitupun sebaliknya.

    Selamat menjalankan ibadah Ramadan 1443 H.
    Semoga puasa di masa pandemi tetap membuat kita lebih banyak bersyukur.

    BalasHapus
  10. Setuju, sudah waktunya kita berbenah. Dan waktu yang paling tepat saat Ramadhan. Berbenah hati, pikiran dan diri.. Aku sampai ikut kelas seperti ini, lho.

    BalasHapus
  11. Tapi yang tahun ini sudah nggak sekhidmat dua tahun sebelumnya sih... mungkin karena covid udah melandai, jadi sudah mulai banyak event2 bukber juga. Senang juga sih akhirnya bisa silaturahmi dengan lebih bebas dibanding tahun2 kemarin. Asal jangan sampai telat ibadahnya gegara kumpul2 ya..

    BalasHapus
  12. Puasa pandemi tiap tahun memang beda. Tahun ketiga tidak seketat tahun sebelumny dan mulai banyak toleransi.
    Banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemi ini. Salah satunya, berlomba-lomba dalam kebaikan karena waktu yang terbatas di dunia.

    BalasHapus

Posting Komentar