Cara Pilih Tempat Ngabuburit Asyik

Tempat ngabuburit asyik

Hai Teman-teman, aku mau membahas tentang tempat ngabuburit asyik versiku. Aku mengenal kata ngabuburit saat duduk di kelas empat STM Pembangunan, sewaktu sedang melakukan Praktik Industri di daerah Citeureup, Bogor. Saat itu istilah ngabuburit mulai nge-trend di dunia pertelevisian tetapi aku miss information. Acara Ngabuburit ada di semua chanel.

Di mana Tempat Ngabuburit Asyik?

Waktu itu belum zaman smartphone, jadi aku tak bisa jaim. Aku langsung bertanya ketika teman baruku di sana mengajakku ngabuburit.

Aku takut menjadi sasaran keisengan mereka dengan diajari bahasa sunda yang jorok-jorok, seperti sebelum-sebelumnya. 

Seolah dia paham akan kecemasanku. Ibay—teman baruku itu—kemudian tertawa terbahak-bahak lalu menjelaskan dengan saksama tentang maksud dari ngabuburit. Aku merasa katrok, cengengesan menyambut ajakan temanku itu.

“Anak PKL mah nggak punya duit atuh kalau diajak ngabuburit segala. Lagian naik apa?”

Pembicaraan tentang ngabuburit berlanjut dengan kesepakatan kita hanya berjalan kaki keliling kampung. Tempat yang kusukai adalah ujung jalan kampung itu, ada turunan tajam yang membuatku bisa mengamati beberapa pabrik dari ketinggian itu. Pemandangan seperti ini jarang kutemui.

Pagar beton mengelilingi, di dalamnya hamparan luas rumput hijau seolah permadani, di temani beberapa pohon yang ditanam sejajar di pinggir jalan masuk menuju bangunan pabrik. Di tempat seperti itu kelak aku akan mengais rezeki, pikirku. Berpakaian rapi dan memiliki gaji setiap bulan. Sungguh tak sabar mengisi dompet dengan hasil keringat sendiri.

Aku mengajak Ibay dan teman-teman yang lain untuk duduk lesehan di atas sandal. Bertanya-tanya tentang pabrik yang paling besar di sana. Kami berbicara ngalor-ngidul tak ada habisnya. Kemudian kembali berjalan, di sepanjang jalan kami juga tak bisa diam. Mereka memberiku tantangan, dan aku berganti memberinya tantangan.

Jalan itu tampak lengang, hanya beberapa pejalan kaki yang juga menghabiskan waktu sore seperti kami. Jalan ini memang jalan yang dibangun untuk keperluan transportasi menuju pabrik yang berada di belakang kami saat duduk lesehan. Di atas tanjakan sana, jam-jam ini memang bukan jam sibuk keluar masuk barang. Ini adalah kali pertama aku mengenal ngabuburit, tetapi bukan hal pertama tentunya.

Tempat ngabuburit seperti ini asyik tetapi menurutku kegiatan semacam ini kuanggap sebagai waste time, jika menilik bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah.

Ngabuburitku Semenjak Kecil

Kampungku terletak di sebuah kabupaten yang jauh dari Ibu Kota. Di sana aku dibesarkan dengan budaya dari masyarakat sana. Entah sejak kapan budaya itu berkembang, yang kutahu aku mulai melakukan rutinitas ini sejak kecil. 

Saat sore hari selepas Salat Asar, anak-anak sudah rapi berbusana muslim. Mereka berjalan menuju rumah temannya yang kebetulan mendapat giliran sebagai tuan rumah mengaji. Aku termasuk dalam kegiatan itu, di sana baik yang sudah berpuasa atau yang belum, sama-sama boleh mengaji. Mereka kali ini tak membaca Iqra.

Kakak-kakak dalam jenjang SMP & SMA menjadi pemandu kami. Mereka memimpin, mengajari kami hafalan doa-doa dan menghafal surah pendek dalam Al-Qur'an. Kakak-kakak yang ramah dan santun, membuat kami rajin menghadiri majelis ilmu. Beginilah budaya di kampungku, belajar dan mengajarkan Al-Qur'an menjadi rutinitas ngabuburit kami

Orang tua kami khawatir jika kami terjerumus dalam kegiatan yang sia-sia. Benar saja untuk mendidik seorang anak dibutuhkan sebuah desa. Ketika aku beranjak remaja seusia Kakak pembina aku menggantikan posisi mereka. Inilah tempat ngabuburit asyik dan berkesan bagiku. Berada dalam majelis ilmu, sedari kecil diajari untuk menggunakan waktu untuk memperbanyak ibadah.

Waktu kecil dahulu, kupikir bahwa semua orang Islam di dunia melakukan hal yang sama dengan kami di kampung. Nyatanya aku salah, ternyata akulah yang beruntung memiliki kampung dengan kebudayaan Islami sejak dahulu.

Cara Memilih Tempat Ngabuburit Asyik

Memilih tempat ngabuburit asyik

Berdasar dari pengalaman yang kumiliki, tentu aku akan merumuskan pemilihan tempat ngabuburit yang bisa menambah amalan puasaku. Sayang rasanya jika aku salah memilih tempat dan kegiatan. Semoga teman-teman banyak yang sepakat denganku ya. Berikut ini tempat ngabuburit asyik versi aku:

1. Tempat yang Membuatku Lebih Mengingat Allah

Saat aku dewasa, memiliki anak balita. Aku menjalankan ibadah puasa di kampung yang berbeda tetapi di sana ibuku tinggal saat itu. Pada Hari Ahad sore, merupakan waktu yang dinantikan sebab kami sekeluarga akan membawa bekal takjil ke masjid.

Di sana akan ada tausiah dari Ustaz, kemudian dilanjutkan berbuka bersama setelah Salat Magrib berjamaah. Kami saling tukar menukar lauk, hal ini menambah keakraban antar jemaah buka bersama.

Tempat seperti ini layak dijadwalkan sebagai agenda ngabuburit, mengingat waktu petang adalah waktu untuk berdoa. Begitu pula dengan waktu berbuka, merupakan waktu mustajabnya doa. 

2. Tempat yang Menyenangkan Anak-anak

Tempat yang memiliki banyak permainan, yang bisa membuat anak-anak bahagia. Membuat anak-anak melupakan rasa lapar. Tidak harus bepergian, membuat suasana di rumah menjadi ramah anak serta mengundang kerabat untuk berbuka bersama di rumah adalah tempat ngabuburit yang asyik.

Anak-anak bebas bermain dengan sepupu atau teman mereka. Bisa sambil tidur-tiduran, bermain peran, membaca buku, berkisah. Ketika waktunya berbuka, dan ibadah tidak akan terganggu.

3. Tempat untuk Berbagi

Bulan Ramadan dianjurkan untuk melakukan kebaikan. Hal-hal baik yang dilakukan saat berpuasa akan dilipat gandakan pahalanya. Membuat agenda ngabuburit dengan memberi santunan ke panti atau berbagi menu takjil untuk orang-orang yang masih dalam perjalanan, atau dalam kondisi kekurangan.

Tempat untuk berbagi, menjadi tempat ngabuburit asyik. Tak perlu jauh-jauh, kita bisa mulai dengan yang terdekat dari lokasi tempat tinggal. Bisa mengajak teman supaya donasi yang diberikan terkumpul lebih banyak. 

Berlomba-lomba dalam kebaikan di bulan penuh berkah bisa dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memilih tempat ngabuburit asyik. Begini cara memilih tempat ngabuburit asyik versiku. Bagaimana dengan versimu pasti lebih asyik lagi kan? Yuk ceritakan padaku di kolom komentar ya! 

Sukma (lantanaungu.com)
Lantana Ungu adalah seorang Ibu dengan dua orang putri, menyukai dunia literasi dan berkebun. Memiliki 11 karya antologi dan sedang ikut serta dalam beberapa proyek buku antologi. Sangat tertarik dengan dunia parenting, terutama parenting Islami. Email Kerja Sama: sukmameganingrum@gmail.com

Related Posts

16 komentar

  1. Sepakat banget mbak. Berlomba2 dlm kebaikan dg berbagai cara. Aku pun sama, karena dlu tinggal di desa yg jauh dr kota. Jd kebiasaan kami ngabuburit ya ngaji TPQ. Pulang2 ke rumah tinggal bantu siapkan menu buka, seruuu. Jd kanget masa2 kecil

    BalasHapus
  2. Sepakat. Supaya kegiatan ngabuburit jadi bermakna, dan tidak hura-hura, kita sebaiknya memilih tempat ngabuburit + kegiatan ngabuburit yang lebih berfaedah ya kak.

    BalasHapus
  3. Yes kak, rasanya senang sekali memilih tempat berbagi sebagai tempat ngabuburit.
    Majelis ilmu juga menyenangkan. Tapi selama Ramadhan kami libur pula liqoan. Jadi kangen-kangenan doang lewat WA.

    BalasHapus
  4. Kalau ngabuburit versi ibu rumah tangga ya pastinya nyiapin menu berbuka. Walah beli. Haha.. Karena mengendalikan anak kecil aja udah kesibukan tersendiri.

    BalasHapus
  5. Saya tinggal di kampung ngabuburit ya keliling desa sawah dan kebun saja. Hehehe
    Itupun kalau tidak hujan
    Kalau hujan y di rumah saja. Di halaman belakang sambil kasih makan ternak biasanya

    BalasHapus
  6. Dulu di kampung ngabuburit keliling sama teman-teman terus terus pulang, karena ngaji libur selama Ramadan. Kini di Jakarta ngabuburitnya di rumah kruntelan sama anak-anak, jarang jalan atau pergi karena pasti ramai banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup.. saya juga ngabuburitnya di rumah saja.
      Dulu pas belum menikah, paling pergi beli air kelapa muda kesukaan saya di seputaran rumah naik sepeda motor sama adek adek, beli risol kesukaan saya juga.
      Di Bali ndak ada yang jual risol. kangeeeen sekali sama risol seperti di Medan.
      Sekarang walopun kebanyakan di rumah ngabuburitnya, sesekali keluar bawa anak-anak beli air kelapa muda juga hahaha..
      Kebiasaan yang susah ditinggalkan

      Hapus
  7. Aduuh ingin banget deh bisa ngabuburit dengan majelis ilmu.. selama ini biasanya masih ada pekerjaan rumah.. jadi belum bisaaa

    BalasHapus
  8. Kadang2 kita tergoda untuk ngebuburit di tempat yang bikin lupa sama Allah ... nah poin 1 di atas jadi pengingat bahwa ngabuburit bukanlah sekadar membunuh waktu.

    BalasHapus
  9. Aku setuju sih kalau ngabuburit itu di tempat untuk berbagi. Rasanya bahagia sekali kalau kita saling berbagi kepada mereka yang sedang beribadah. Melihat mereka senyum saat berbuka puasa. Terutama saat di Panti Asuhan.

    BalasHapus
  10. Tempat mgabuburit yang berfaedah memang bagusnya di mesjid ya kan, ibadahnya dapat, saling berbagi juga dapat :)

    BalasHapus
  11. Toss kita Mbak,, tempat ngabuburit yg asyik itu masjid emang ya,, selasarnya yg luas, ubin masjid yg sejuk, anak2 juga bebas lari2an ga ada yg negor, hihi. Karena takmir masjidnya paham hadits bahwa anak2 adalah generasi penerus masjid. Sampai sekarang saya dan keluarga tiap malam nongkrongnya di masjid.

    BalasHapus
  12. Masya Allah, moment-moment begini yan selalu dikangenin pas bulan Ramadhan ya.. jadi pengen nambah banyak tempat yang dikunjungi sambil nunggu buka puasa :) suasananya pasti beda-beda

    BalasHapus
  13. Masya Allah keren deh tiga tempat ngabuburitnya mbak... memang bener-bener oks tempat-tempat tersebut. Nggak sekedar seneng-seneng tapi ada maknanya ya.

    BalasHapus
  14. Waktu kecil ngabuniritnya di masjid. Tapi semenjak SMA udah jarang ngabuburit, lebih sering ngabisin waktu di rumah. Ngabuburit itu memang bagusnya lakukan kegiatan yang bermanfaat ya.

    BalasHapus
  15. MasyaAllah, mbaa. bener sih, dimanapun tempatnya harusnya selalu mengingatkan kepada Allah yaa. Pas ramadan gini, anakku juga jadi lebih hepi ketika diajakin ke masjid, banyak temennya katanya :))

    BalasHapus

Posting Komentar