5 Contoh Surat untuk Sahabat

Surat untuk sahabat

Jika membicarakan tentang surat untuk sahabat, membuatku teringat akan masa sekolah dahulu. Beberapa kali berpindah sekolah membuatku harus menjalin pertemanan baru. Namun kerinduan terhadap sahabat di sekolah yang dahulu tak bisa ditolak. Aku berpindah dari Yogyakarta ke Temangung. Sedangkan sahabatku berpindah ke Tegal.

Bentrok jadwal bertemu, sehingga membuat kami saling berkorespondensi, melalui kantor pos. Kali ini aku ingin mengenang kembali masa-masa itu dengan menuliskan surat. Surat yang akan kutulis tentunya bukan surat resmi sehingga tak memerlukan kop surat, bentuknya cenderung sederhana.

5 Contoh Surat untuk Sahabat dalam Berbagai Suasana Hati

Sebelum memulai menulis, aku akan memberitahukan bahwa bentuk tulisan tidak resmi yang akan kutulgis akan menggunakan sapaan tidak resmi. Selamat menikmati ya.

1. Surat untuk Sahabat yang Berduka

Untukmu: Elang
di bawah perlindungan-Nya

Kedatanganku kali ini hanya melalui sepucuk surat. Aku takkan berbasa-basi menanyakan kabarmu, sebab aku tahu persis dirimu tengah dalam kondisi yang tidak baik. Maafkan aku, sahabat macam apa yang hadir melalui tulisan. Sungguh ragaku ini ingin sekali ada di sampingmu, memberikan bahuku untukmu bersandar.
 
Kamu tahu sendiri, kepingan waktu belum juga hendak mempertemukan kita. Aku tahu, segala kedukaan ini tidak mudah dilewati. Sisi hatiku berkata kamu pasti bisa, tak perlu tergesa, ada banyak waktu untukmu. Berserah, berdoa, dan bersabar. Aku tahu kamu kuat layaknya elang.

Baiklah Elang, sampai di sini dahulu perjumpaan kita. Aku berdoa agar Allah menguatkanmu lagi seperti yang sudah-sudah. Aamiin

Tertanda, Aku
Ruang Sendu, 2022

2. Surat untuk Sahabat yang Menikah

Teruntuk Ratu Sehari
di Bahtera Kebahagiaan

Mengawali kehadiranku kali ini aku ingin mengucapkan 'Selamat Menempuh Hidup Baru' untukmu dan pasanganmu. Maafkan jika kehadiranku melalui lembaran ini sedikit mengecewakanmu. Sungguh aku ingin menyaksikanmu dalam pelaminan. Semoga tak mengurangi rasa bahagiamu, sahabatku.
 
Mungkin nanti aku dan kamu tak bisa lagi seperti dahulu, ini hal yang kutakutkan. Aku berharap persahabatan kita tak akan redup, naik level seperti hari barumu mulai sekarang. Ada sedih bercampur bahagia yang tak mampu kujelaskan. Meski begitu, aku berdoa agar kamu bahagia bersama pasanganmu. Allah karunikan sakinah mawadah warahmah. aamiin

Turut berbahagia,

Cahaya
Ruang Bahagia, 2022

3. Surat untuk Sahabat yang Lulus

Padamu Perahu Kertas
di ujung kemenangan.
 
Hai ... aku bangga padamu, Perahu Kertas. Kamu tak membiarkan  dirimu tergulung aliran sungai. Pun enggan menyerah pada terjalnya bebatuan yang menghadang di kiri-kanan, sesekali muncul tiba-tiba di hadapanmu.

Gemilang yang kamu  sandang bukan sekadar pemberian, tetapi hasil dari proses yang telah mendapat aproval-Nya. Selamat Sahabat, kmu layak mendapatkannya, selamat merayakan kemenangan. Di seberang sini, aku turut berbahagia atas segala prestasimu. Sampai ketemu, jangan lupa traktir aku ya.
 
Sahabatmu
Seberang Kenangan, Maret 2022

4. Surat Permohonan Maaf untuk Sahabat

To: Kamu
di sana

Salam rindu,

Aku merindukanmu, Sahabat. Terakhir kali kita bertemu kita bertengkar. Saling memakskan ego, dan berakhir pada rasa sakit di hatiku dan hatimu. Beberapa hari setelah itu aku menyadari akan kesalahanku, tetapi aku tak bisa buru-buru menghubungimu. Waktu itu keluargaku harus pindah, kali ini pun aku belum bisa mengunjungimu.

Maafkan aku atas kesalahanku padamu. Terima kasih untuk semua waktu yang pernah kita lalui, terima kasih untuk persahabatan kita. Kebersamaan kita memberi arti penting dalam kehidupanku, kamu yang terbaik. Semoga persahabatan kita tidak terputus dan kamu mau memaafkan aku.


Sampai bertemu lagi,
Aku
Ruang Rindu, Maret 2022

5. Balasan Surat untuk Sahabat

Dear Jingga
di Pelupuk Mataku
 
 
Halo juga, terima kasih sudah menghubungiku. Kamu tahu, aku sedang mengingat-ingat apakah aku memiliki sahabat atau tidak? Awalnya aku menulis banyak nama di bukuku tentang sahabat yang kumiliki. Akhirnya aku menemukan kekecewaan berkali-kali sebab mereka yang kuanggap sahabat ternyata bukan seorang sahabat. Mereka sudah melupakan keberadaanku.

Satu per satu nama yang berjejer rapi itu kucoret. Tak tersisa satu pun, termasuk namamu. Bodohnya aku, masih kusebut mereka semua sahabat. Bahkan sesekali masih kusebut dalam doaku, ada rasa perih tepat di hatiku.

Kesetian, kebersamaan dan rasa saling mengasihi bukan jaminan untuk gelar sahabat. Itu semua bisa usang bersama waktu yang terus bergulir. Kupikir janji kita dahulu untuk terus bersahabat adalah janji sungguhan. Ternyata hanya aku yang beranggapan demikian. Namun kini aku bersyukur, masih ada kamu. Semoga tidak ada kata usai untuk persahabatan kita, tak terbatas ruang dan waktu.

Semoga persahabatan kita hingga ke surga-Nya, kelak kita bisa bersama-sama menjadi pemberat bagi timbangan kebaikan. Semoga kelak kita masih saling mengulurkan tangan saling membantu. Aamiin

Sampai bertemu lagi.

Dariku, Merah Muda
Bilik Kalbu, Maret 2022

Betapa beruntungnya bisa memiliki sahabat. Tak perlu banyak, ada seseorang yang selalu ada, selalu menemani, membantu,dan mendoakan adalah anugerah. Bagaimana jadinya jika kita tak memiliki seorang pun di dunia ini. Sahabat bisa ibu, ayah, sandaran hati, atau adik. Kamu tentu memiliki sahabat juga 'kan? Sudah menulis surat untuk sahabat belum? Yuk tulis siapa tahu sahabatmu sedang merindukanmu.
Sukma (lantanaungu.com)
Lantana Ungu adalah seorang Ibu dengan dua orang putri, menyukai dunia literasi dan berkebun. Memiliki 11 karya antologi dan sedang ikut serta dalam beberapa proyek buku antologi. Sangat tertarik dengan dunia parenting, terutama parenting Islami. Email Kerja Sama: sukmameganingrum@gmail.com

Related Posts

17 komentar

  1. Puitis banget mba surat suratnya

    BalasHapus
  2. Sahabat memang sabgat berarti bahi hidup kita, apalagi sahabat yg bisa mengerti kita lahir bathin. Thankyou gir sharing, mba.

    BalasHapus
  3. Jadi ingat zaman dulu belum ada hape. Kalo nanya kabar, kirim surat lewat pos. Transfer uang juga lewat pos, wkwkwk... Nunggu suratnya aja bisa seminggu. Orang yang lagi sakit, saat terima suratnya, sampe udah sembuh lagi..

    BalasHapus
  4. Yaampun, sudah lama sekali sepertinya ga bikin surat-menyurat seperti ini ya. Mungkin sekarng bisa dipakai lagi tapi ngirimnya lewat emai. (tapi email kadang gak dibaca 🙈)

    BalasHapus
  5. Suraut-suratan ini mengingatkan pada masa SD. Dulu mah nggak ada alat komunikasi semacam ponsel ya. Maka surat adalah alat pelepas rindu yang cukup.

    BalasHapus
  6. Surat menyurat jadi ingat dapat surat dari sahabat pena waktu masih SMP. Senangnya bukan main

    BalasHapus
  7. Jadi bernostalgia nih. Tempo dulu waktu kecil sering bikin ini. Sekarang meskipun tak lagi, kayaknya perlu juga buat surat sahabat. Mungkin bentuknya yang jadi digital gitu ya.

    BalasHapus
  8. Para sahabat yang menerima rangkaian surat ini bakalan tersentuh hatinya. Kata-kata yang indah menjadikannya semakin penuh makna. Saya dulu suka tulis surat buat sahabat tetapi sekarang sudah hampir jarang kecuali kirim kartu pos ke teman di negara lain.

    BalasHapus
  9. betul banget mbak, sahabat bisa siapa saja, termasuk suami juga salah satu sahabat kan ya? sahabat hadir di saat duka maupun suka, bukan salah satunya

    BalasHapus
  10. Teringat pelajaran bahasa Indonesia dari bapak ibu guru sepertinya, penting mengetahui

    BalasHapus
  11. sebelum pakai hp dulu aq suka nulis surat buat temen2 yang tinggalnya jauh, dan rasanya tuh seneng banget kalo pas dapat balasan

    BalasHapus
  12. Sudah sekian tahun tak pernah berkirim surat ataupun email panjang pada sahabat. Terbiasa menyapa lewat wa saja.

    Bagus juga nih ya kalau lebaran ini menulis dan berkirim surat untuk sahabat, pasti bakal jadi kejutan yang menyenangkan

    BalasHapus
  13. Saya jadi ingat pas jaman SD ada yang namanya sahabat pena. Dan ternyata sahabat pena saya mendatangi saya ke kota tempat tinggal. Andaikan sekarang surat menyurat masih bisa dilakukan ya

    BalasHapus
  14. bagus kak diksinya. buatkan dong kak surat buat mantan. yang pergi pas lagi sayang-sayangnya... he he... just kidding

    BalasHapus
  15. Hmmmm....kapan ya terakhir kali bersurat2an... via email pun bahasanya biasanya yg ringkas2 aja... pun via medsos... hmmm... jadi ada referensi surat yang baik ini... 🙏🙏

    BalasHapus
  16. Ya Allah, jadi inget jaman dulu deh waktu masih sering surat-suratan Ama temen yang di beda daerah. Sering banget ke kantor pos buat ngirim surat maupun kartu pos doank

    BalasHapus
  17. Jadi inget masa muda dulu. Menulis dan berkirim surat pada sahabat yang jauh itu terasa spesial bgt. Apalagi klo dapat balasan. Suratnya tidak langsung disimpan, malah dibaca berulang-ulang

    BalasHapus

Posting Komentar